![]() |
Sago Political Institute [PSI] |
ASEAN
Economic Community (AEC) adalah bentuk integrasi Ekonomi ASEAN yang
direncanakan pada tahun 2015. AEC ini dilaksanakan untuk menjaga stabilitas
politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara
keseluruhan dipasasar dunia, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi
kemiskinanserta meningkatkan standar hidup penduduk Negara Anggota ASEAN.
Pada tahun
2015, apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis
produksi tunggal dimana arus barang, jasa, investasi,dan tenaga kerja terampil
yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas
diantara Negara ASEAN.
Hal yang
harus menjadi fokus utama mahasiswa adalah terbukanya kesempatan kerja
seluas-luasnya bagi warga negara ASEAN. Para warga negara dapat keluar dan
masuk dari satu negara ke negara lain mendapatkan pekerjaan tanpa adanya
hambatandi negara yang dituju. Pembahasan tenaga kerja dalam AEC Blueprint tersebut
dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil (skilled labour) dan
tidak terdapat pembahasan mengenai tenaga kerja tidak terampil (unskilled
labour). Walaupun definisi skilled labour dapat
diartikan sebagai pekerja yan mempunyai keterampilan atau keahlian khusus,
pengetahuan, atau kemapuan dibidangnya, yang bisa berasal dari lulusan
perguruan tinggi, akademisi atau sekolah teknik ataupun dari pengalaman kerja.
Salah satu
upaya untuk mendukung AEC adalah dengan disusunya Mutual Recognition Arrengement (MRA). Adapun
bidang- bidang yang termasuk dalam perjanjiam AEC sektor jasa adalah Engineering
Services, Nursing Services, Architectural Services, Surveying Qualifications,
Accounttancy Services, Medical services, and Tourism Professionals.
Sektor jasa
adalah sektor yang tumbuh dengan pesat di Indonesia terutama dalam satu dekade
terakhir ini. Pada awal tahun 2000 –an , sektor jasa menyumbang 44% dari GDP.
Pada tahun 2010, kontribusi sektor jasa sudah mencapai lebih dari 50%. Meskipun
demikian, banyak kalangan yang juga melihat hal ini dengan hati-hati karena
pertumbuhan sektor jasa ini bersamaan dengan merosotnya sektor industri.
(Makmur Keliat dkk, 2013)
Di dalam
sektor jasa, ada beberapa kegiatan sektor jasa yang utama yang menyerap tanaga
kerja paling banyak. Sektor perdagangan ritel adalah sektor yang menyerap
tenaga kerja paling banyak dengan 32% (tahun 2010), disusul dengan konstruksi
(11%), pendidikan (9%), serta hotel dan restoran (8%). (Data ILO,2012)
Dengan demikian, dapat dilihat dengan jelas
bahwa sektor jasa adalah sektor yang demikian penting bagi perekonokmian
Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan nasional maupun
dari segi penyerapan tenaga kerja.
Kembali
pada pada peran mahasiswa dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)
memiliki dua fokus utama, yaitu :
Pertama,
mahasiswa harus mempersiapkan diri sendiri menghadapi pasar bebas ASEAN dalam
bidang jasa. Setiap bidang ilmu harus meningkatkan kualitas keilmuannya, serta
menguasai bahasa internasional dengan baik. Diantara 8 sektor yang disepakati
dalam MRA AEC, ada Akuntan, Akuntan Publik Indonesia masih tertinggal dari segi
jumlah dibanding beberapa negara ASEAN, selain itu masih banyak kelemahan dalam
kualitas, pasar dikuasai KAP asing, KAP Indonesia tidak bisa mengembangkan
kualitas karena tidak bisa mengembangkan kualitas, pasar lebih menyukasi jasa
KAP global yang dianggap lebih memenuhi standar internasional.
Kedua,
mahasiswa harus harus aktif melakukan sosialisasi pada masyarakat mengenai
ASEAN Economic Community, karena bukan tidak mungkin sektor jasa yang masuk
perjanjian pasar bebas bertambah, karena saat ini masih 8 sektor jasa yang
sudah disepakati. Terkait dengan sosialisasi ini, Institute Teknologi Bandung
(ITB) telah melaksanakan kewajibanya sebagai mahasiswa dengan baik, Keluarga
Mahasiswa ITB melakukan sosialisasi ASEAN Economic Community dengan cara menggerakkan mahasiswa dalam rangkaian
kegiatan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2014. Mahasiswa baru ITB
berbaur dengan masyarakat dalam acara Car Free Day, yang berdasarkan hasil
survey CEDs Unpad, CFD kebanyakan dihadiri golongan terdidik dan ekonomi
menengah atas, serta menemui masyarakat lansung ke pusat keramaian lain,
termasuk perumahan penduduk. Saya sangat mengapresisasi upaya yang telah
dilakukan Keluarga Mahasiswa ITB, dan harus menjadi motivasi bagi kita semua
untuk ikut mensukseskan Indonesia dalam AEC yang akan dilaksanakan tahun 2015.
Demikianlah
tulisan saya mengenai peran mahasiswa menghadapi ASEAN Economic Community (AEC).
Sebagai kesimpulan, antara sosialisasi mahasiswa internal kampus, dan
sosialisasi pada masyarakat harus seimbang, karena mahasiswa sejatinya adalah
dari masyarakat untuk masyarakat.
Oleh: Sago Political Institute (SPI)
Sumber Bacaan:
Pemetaan Pekerja Terampil Indonsia dan Liberalisasi
Jasa ASEAN
Menuju
ASEAN Economic Community
Tidak ada komentar:
Posting Komentar