![]() |
Ilustrasi Suasana Hati |
“Tak ada
yang begitu amat mengena di hati selain rasa manis yang muncul dari isak tangis
bersama” -Jean Jacques Rousseau
Sebagai
filsuf Perancis penggagas gerakan romantisme, kata-kata Rousseau mungkin ada
benarnya. riwayat hidupnya yang dramatis, penuh gejolak emosional, dan
petualangan-petualangan turut mempengaruhi pikirannya. Masa kecilnya adalah
seorang Kalvinis, lalu berubah ketika bertemu Baronne de Warrens yang
membuatnya menjadi Katolik. Pengalaman Rousseau inilah yang mendasari cukilan
kata diatas. Memang pengalaman hidup saya tidak seromantis Rousseau, namun
pengalaman Kuliah Kerja Nyata Mandiri (KKNM-Intergratif) awal tahun ini paling
tidak mengekspresikan romantisme seorang Rousseau.
Terdampar di
Desa Purwasari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis menjadi awal kisah ini.
Awalnya ingin menolak, tapi tangan tak sampai untuk memeluk gunung. Perjalanan
Jatinangor-Kawali memakan waktu sekitar 4 jam dengan menggunakan jalan darat.
Berangkat bersama satu rombongan yang terdiri dari 17 manusia dengan berbagai
karakter seakan menjadi tantangan tersendiri.
Sewaktu
senja, rombongan itu tiba di gubuk tempat tinggal mereka. Berjalan lunglai
karena tenaga terkuras selama perjalanan, satu per satu manusia mulai masuk ke
dalam gubuk. Tanpa komando, mereka bergegas membersihkan dan menata ulang gubuk
tersebut. Agar layak sebagai tempat tinggal manusia rupanya. Karena 17 manusia
ini akan tinggal disana selama 30 hari (tapi sebenarnya 31 hari).
Rombongan
KKNM dipimpin oleh seorang manusia super bernama Farhan, dengan wajah layaknya
pujangga ia didaulat menjadi pimpinan rombongan. Selanjutnya adalah mereka yang
ada dibawah komando Farhan adalah: Joni, Yogi, Tasbih, Vieska, Dewanthi, Ubbo,
Nikita, Lampita, Valent, Cha2, Alita, Ghina, Febby, Puri, Lintang,Winda,dan Ira.
Minggu pertama hidup bersama lebih banyak dilalui dengan penyesuaian diri. Saling bercanda, saling bercerita antara satu teman dengan teman lain adalah pemandangan biasa. Dalam minggu pertama ini, rutinitas yang pasti dilakukan adalah bermain kartu. Nampak tidak bersungguh-sungguh memang, namun permainan ini rupanya mengakrabkan mereka. Permainannya simple: yang kalah akan dicolek mukanya dengan tepung. Tak perlu lagi saya bercerita soal scrabble, karna yakin kalian tak akan pernah lupakan itu sampai jadi kakek nenek. Amin
Seakan
terjangkit penyakit, pada minggu pertama ini banyak anggota yang ingin segera
kembali ke Jatinangor. Untungnya pimpinan Farhan sangat bijaksana. Ia
menetapkan aturan bahwa diperbolehkan pulang ke Bandung asalkan bergantian.
Kebijakan ini bagaikan angin surga bagi anggota kelompok yang terjangkit
penyakit pulang.Dewanti menjadi anggota rombongan yang pertama kali pamit
pulang. Pimpinan Farhan hanya berpesan: “Jangan lupa kalau balik ke desa
purwasari !!”
Selanjutnya
secara bergantian satu per-satu gerombolan manusia kota ini kembali ke habitat
Purwasari. Beberapa hari berselang, mereka mulai menyusun program kegiatan bagi
masyarakat sekitar. Tujuan mereka mulia, memberikan seluruh kemampuan untuk
kemaslahatan masyarakat sekitar. Namun karena isi otak mereka berbeda-beda,
rapat program kerja layaknya perang. Lagi-lagi kedewasaan masing-masing
individu menjadi penengah dalam perbedaan-perbedaan itu. Dalam semalam, Program
Kegiatan KKN sudah tersusun dengan baik.
Minggu kedua
rombongan ini sudah mulai dengan kesibukannya, mengurus ini-itu untuk
kepentingan program. Kegiatan mereka bermacam, mulai dari menghadiri
pengajian,pertandingan futsal, pengajaran di sekolah, sampai mengajarkan
mengaji pada anak-anak kecil di sekitar. Bertambah hari, kelompok ini semakin
solid. Mereka sudah saling memiliki, saling berbagi, bahkan saling menguatkan.
Soliditas tim inilah yang membuat berbagai pekerjaan dilalui dengan mudah.
Cinta, Canda
dan Persahabatan
Di tengah
kesibukan mereka, masih ada saja cerita lucu yang muncul. Kelucuan ini berasal
dari masing-masing karakter individu dalam rombongan sebenarnya. Farhan
misalnya,salah satu mahasiswa terbaik yang dimiliki fakultas hukum, punya jiwa
kepemimpinan, namung jarang sekali mau bergabung untuk bercerita dan senda
gurau dengan teman-teman lain.
Ira yang
manja, Winda dan Ubbo yang lugu, Vieska yang keibuan, Yogi yang religius,
Tasbih yang Unyu, Puri yang Nasehater, Nikita yang Gombal, Lampita yang
Comblanger, Febby yang Wonderwomen, Valent yang pendiam, Lintang dengan suara
kerasnya,Alita yang Babyface, Ghina yang telat modus, Cha2 yang cerewet dan
Dewanti yang unik dan “oon” selalu menjadi cerita tersendiri dalam kehidupan
mereka.
Misalnya
saja Ira yang selalu tulalit ketika rapat, De yang hampir menangis saat
ditilang polisi, cerita tentang kemesraan Farhan dengan Febby, maupun kisah
pernyataan cinta
segitiga
yang dilakukan Tasbih, ghina, dan Ira terangkai dalam sebuah kaleidoskop KKN
Desa Purwasari. Bermula dari canda, mereka menyatukan karakter individu,
melebur egoisme dan ambisi demi sebuah kebersamaan. Canda itu menumbuhkan
cinta, bukan cinta dalam pengertian romeo and julliet, cinta mereka melebihi
itu. Kisah saat sarapan bersama, makan siang bersama, atau makan malam bersama
menunjukkan kecintaan mereka terhadap sesama anggota kelompok.
Cinta
berbuah menjadi Persahabatan. Persahabatan mereka tanpa mengenal jenis kelamin,
tanpa membedakan status sosial, bahkan karakter individu. Seolah rasa cinta dan
canda tersebut melebur menjadi satu dalam kisah persahabatan mereka.
Minggu
terakhir adalah minggu yang paling berat untuk masing-masing anggota. Bukan
karena program mereka, namun perpisahan itulah yang membuat mereka berberat
hati. Pada malam perpisahan mereka berkumpul. Tumpahan rasa marah, rasa sayang,
rasa cinta, rasa kagum, sampai pada nasehat bercampur menjadi tangisan.
Hari ke-31, mereka kembali dalam kehidupan layaknya dahulu. Rutinitas sebagai seorang mahasiswa dijalani kembali, bedanya tanpa 17 sahabat di kamar mereka. Jika kamar kos salah seorang dari mereka cukup untuk memuat 17 manusia, mungkin salah seorang dari mereka akan minta 17 sahabat mereka untuk tinggal bersama sekali lagi. Namun apa mau dikata, waktu terus berjalan, dan kehidupan tak akan bisa diulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar